Pages

Rabu, 06 November 2013

Budidaya Kelinci Lengkap



Budidaya Kelinci (Beternak Kelinci) Budidaya Petani. Kelinci diternakkan pada awalnya bertujuan utk keindahan, bahan pangan & sebagai hewan percobaan. Hampir setiap negara di dunia memiliki ternak kelinci karena kelinci mempunyai daya adaptasi tubuh yang relatif tinggi sehingga mampu hidup di hampir seluruh dunia. Adanya penyebaran kelinci juga menimbulkan sebutan yang berbeda, di Eropa disebut rabbit, Indonesia disebut kelinci, Jawa disebut trewelu & sebagainya.Berikut adalah Cara Budidaya Kelinci Lengkap di blog budidaya petani.
SENTRA BUDIDAYA KELINCI
Di Indonesia masih terbatas daerah tertentu & belum menjadi sentra produksi
JENIS KELINCI
Menurut sistem Binomial, bangsa kelinci diklasifikasikan sebagai berikut :
Ordo : Lagomorpha
Famili : Leporidae
Sub famili : Leporine
Genus : Lepus, Orictolagus
Spesies : Lepus spp., Orictolagus spp.
Jenis yang umum diternakkan adalah American Chinchilla, Angora, Belgian, Californian, Dutch, English Spot, Flemish Giant, Havana, Himalayan, New Zealand Red, White & Black, Rex Amerika. Kelinci lokal yang ada sebenarnya berasal dari dari Eropa yang telah bercampur dgn jenis lain hingga sulit dikenali lagi. Jenis New Zealand White & Californian sangat baik utk produksi daging, sedangkan Angora baik utk bulu.

Budidaya Kelinci

Budidaya Kelinci
 MANFAAT KELINCI
Mengenai manfaat yang diambil dari kelinci adalah bulu & daging yang sampai saat ini mulai laku keras di pasaran. Selain itu dapat jg dimanfaatkan utk pupuk, kerajinan & pakan ternak.
PERSYARATAN LOKASI BUDIDAYA KELINCI
Dekat sumber air, jauh dari tempat kediaman, bebas gangguan asap, bau-bauan, suara bising & terlindung dari predator.
PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA KELINCI
Yang perlu diperhatikan dlm usaha ternak kelinci adalah persiapan lokasi yang sesuai, pembuatan kandang, penyediaan bibit & penyediaan pakan.
1.  Penyiapan Sarana & Perlengkapan
Fungsi kandang sebagai tempat berkembangbiak dgn suhu ideal 21° C, sirkulasi udara lancar, lama pencahayaan ideal 12 jam & melindungi ternak dari predator. Menurut kegunaan, kandang kelinci dibedakan menjadi kandang induk. utk induk/kelinci dewasa atau induk & anak-anaknya, kandang jantan, khusus utk pejantan dgn ukuran lebih besar & Kandang anak lepas sapih. utk menghindari perkawinan awal kelompok dilakukan pemisahan antara jantan & betina. Kandang berukuran 200x70x70 cm tinggi alas 50 cm cukup utk 12 ekor betina/10 ekor jantan. Kandang anak (kotak beranak) ukuran 50x30x45 cm. 
Menurut bentuknya kandang kelinci dibagi menjadi:
Kandang sistem postal, tanpa halaman pengumbaran, ditempatkan dlm ruangan & cocok utk kelinci muda.
Kandang sistem ranch ; dilengkapi dgn halaman pengumbaran.
Kandang battery; mirip sangkar berderet dimana satu sangkar utk satu ekor dgn konstruksi Flatdech Battery (berjajar), Tier Battery (bertingkat), Pyramidal Battery (susun piramid). 
Perlengkapan kandang yang diperlukan adalah tempat pakan & minum yang tahan pecah & mudah dibersihkan.
2.      Pembibitan
Untuk syarat ternak tergantung dari tujuan utama pemeliharaan kelinci tersebut. utk tujuan jenis bulu maka jenis Angora, American Chinchilla & Rex merupakan ternak yang cocok. Sedang utk tujuan daging maka jenis Belgian, Californian, Flemish Giant, Havana, Himalayan & New Zealand merupakan ternak yang cocok dipelihara.
1.      Pemilihan bibit & calon induk
Bila peternakan bertujuan utk daging, dipilih jenis kelinci yang berbobot badan & tinggi dgn perdagingan yang baik, sedangkan utk tujuan bulu jelas memilih bibit-bibit yang punya potensi genetik pertumbuhan bulu yang baik. Secara spesifik utk keduanya harus punya sifat fertilitas tinggi, tidak mudah nervous, tidak cacat, mata bersih & terawat, bulu tidak kusam, lincah/aktif bergerak.
2.      Perawatan Bibit & calon induk
Perawatan bibit menentukan kualitas induk yang baik pula, oleh karena itu perawatan utama yang perlu perhatian adalah pemberian pakan yang cukup, pengaturan & sanitasi kandang yang baik serta mencegah kandang dari gangguan luar.
3.      Sistem Pemuliabiakan
Untuk mendapat keturunan yang lebih baik & mempertahankan sifat yang spesifik maka pembiakan dibedakan dlm 3 kategori yaitu:
In Breeding (silang dalam), utk mempertahankan & menonjolkan sifat spesifik misalnya bulu, proporsi daging.
Cross Breeding (silang luar), utk mendapatkan keturunan lebih baik/menambah sifat-sifat unggul.
Pure Line Breeding (silang antara bibit murai), utk mendapat bangsa/jenis baru yang diharapkan memiliki penampilan yang merupakan
perpaduan 2 keunggulan bibit.
4.      Reproduksi & Perkawinan
Kelinci betina segera dikawinkan ketika mencapai dewasa pada umur 5 bulan (betina & jantan). Bila terlalu muda kesehatan terganggu & mortalitas anak tinggi. Bila pejantan pertama kali mengawini, sebaiknya kawinkan dgn betina yang sudah pernah beranak. Waktu kawin pagi/sore
hari di kandang pejantan & biarkan hingga terjadi 2 kali perkawinan, setelah itu pejantan dipisahkan.
5.      Proses Kelahiran
Setelah perkawinan kelinci akan mengalami kebuntingan selama 30-32 hari. Kebuntingan pada kelinci dapat dideteksi dgn meraba perut kelinci betina 12-14 hari setelah perkawinan, bila terasa ada bola-bola kecil berarti terjadi kebuntingan. Lima hari menjelang kelahiran induk dipindah ke kandang beranak utk memberi kesempatan menyiapkan penghangat dgn cara merontokkan bulunya. Kelahiran kelinci yang sering terjadi malam hari dgn kondisi anak lemah, mata tertutup & tidak berbulu. Jumlah anak yang dilahirkan bervariasi sekitar 6-10 ekor.
3.      Pemeliharaan
1.      Sanitasi & Tindakan Preventif
Tempat pemeliharaan diusahakan selalu kering agar tidak jadi sarang penyakit. Tempat yang lembab & basah menyebabkan kelinci mudah pilek & terserang penyakit kulit.
2.      Pengontrolan Penyakit
Kelinci yang terserang penyakit umumnya punya gejala lesu, nafsu makan turun, suhu badan naik & mata sayu. Bila kelinci menunjukkan hal ini segera dikarantinakan & benda pencemar juga segera disingkirkan utk mencegah wabah penyakit.
3.      Perawatan Ternak
Penyapihan anak kelinci dilakukan setelah umur 7-8 minggu. Anak sapihan ditempatkan kandang tersendiri dgn isi 2-3 ekor/kandang & disediakan pakan yang cukup & berkualitas. Pemisahan berdasar kelamin perlu utk mencegah dewasa yang terlalu dini. Pengebirian dapat dilakukan saat menjelang dewasa. Umumnya dilakukan pada kelinci jantan dgn membuang testisnya.
4.      Pemberian Pakan
Jenis pakan yang diberikan meliputi hijauan meliputi rumput lapangan, rumput gajah, sayuran meliputi kol, sawi, kangkung, daun kacang, daun turi & daun kacang panjang, biji-bijian/pakan penguat meliputi jagung, kacang hijau, padi, kacang tanah, sorghum, dedak & bungkil-bungkilan. utk memenuhi pakan ini perlu pakan tambahn berupa konsentrat yang dapat dibeli di toko pakan ternak. Pakan & minum diberikan dipagi hari sekitar pukul 10.00. Kelinci diberi pakan dedak yang dicampur sedikit air. Pukul 13.00 diberi rumput sedikit/secukupnya & pukul 18.00 rumput diberikan dlm jumlah yang lebih banyak. Pemberian air minum perlu disediakan di kandang utk mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya.
5.      Pemeliharaan Kandang
Lantai/alas kandang, tempat pakan & minum, sisa pakan & kotoran kelinci setiap hari harus dibersihkan utk menghindari timbulnya penyakit. Sinar matahari pagi harus masuk ke kandang utk membunuh bibit penyakit. Dinding kandang dicat dgn kapur/ter. Kandang bekas kelinci sakit dibersihkan dgn kreolin/lysol.
HAMA & PENYAKIT KELINCI
1.      Bisul
Penyebab: terjadinya pengumpulan darah kotor di bawah kulit.
Pengendalian: pembedahan & pengeluaran darah kotor selanjutnya diberi Jodium.
2.      Kudis
Penyebab: Darcoptes scabiei. Gejala: ditandai dgn koreng di tubuh.
Pengendalian: dgn antibiotik salep.
3.      Eksim
Penyebab: kotoran yang menempel di kulit. 
Pengendalian: menggunakan salep/bedak Salicyl.
4.      Penyakit telinga
Penyebab: kutu.
Pengendalian: meneteskan minyak nabati.
5.      Penyakit kulit kepala
Penyebab: jamur. 
Gejala: timbul semacam sisik pada kepala.
Pengendalian: dgn bubuk belerang.
6.      Penyakit mata
Penyebab: bakteri & debu.
Gejala: mata basah & berair terus.
Pengendalian: dgn salep mata.
7.      Mastitis
Penyebab: susu yang keluar sedikit/tak dapat keluar. 
Gejala: puting mengeras & panas bila dipegang. 
Pengendalian: dgn tidak menyapih anak terlalu mendadak.
8.      Pilek
Penyebab: virus.
Gejala: hidung berair terus.
Pengendalian: penyemprotan antiseptik pada hidung.
9.      Radang paru-paru
Penyebab: bakteri Pasteurella multocida. 
Gejala: napas sesak, mata & telinga kebiruan.
Pengendalian: diberi minum Sul-Q-nox.
10.  Berak darah
Penyebab: protozoa Eimeira. 
Gejala: nafsu makan hilang, tubuh kurus, perut membesar & mencret darah.
Pengendalian: diberi minum sulfaquinxalin dosis 12 ml dlm 1 liter air.
11.  Hama pada kelinci umumnya merupakan predator dari kelinci seperti anjing. Pada umumnya pencegahan & pengendalianhama & penyakit dilakukan dgn menjaga kebersihan lingkungan kandang, pemberian pakan yang sesuai & memenuhi gizi & penyingkiran sesegera mungkin ternak yang sakit.
PANEN KELINCI
1.      Hasil Utama
Hasil utama kelinci adalah daging & bulu
2.      Hasil Tambahan
Hasil tambahan berupa kotoran utk pupuk
3.      Penangkapan
Kemudian yang perlu diperhatikan cara memegang kelinci hendaknya yang benar agar kelinci tidak kesakitan.
PASCAPANEN KELINCI
1.      Stoving
Kelinci dipuasakan 6-10 jam sebelum potong utk mengosongkan usus. Pemberian minum tetap .
2.      Pemotongan
Pemotongan dapat dgn 3 cara:
·         Pemukulan pendahuluan, kelinci dipukul dgn benda tumpul pada kepala & saat koma disembelih.
·         Pematahan tulang leher, dipatahkan dgn tarikan pada tulang leher. Cara ini kurang baik.
·         Pemotongan biasa, sama seperti memotong ternak lain.
3.      Pengulitan
Dilaksanakan mulai dari kaki belakang ke arah kepala dgn posisi kelinci digantung.
4.      Pengeluaran Jeroan
Kulit perut disayat dari pusar ke ekor kemudian jeroan seperti usus, jantung & paru-paru dikeluarkan. Yang perlu diperhatikan kandung kemih jangan sampai pecah karena dapat mempengaruhi kualitas karkas.
5.      Pemotongan Karkas
Kelinci dipotong jadi 8 bagian, 2 potong kaki depan, 2 potong kaki belakang, 2 potong bagian dada & 2 potong bagian belakang. Presentase karkas yang baik 49-52%.
GAMBARAN PELUANG AGRIBISNIS BUDIDAYA KELINCI
Gerakan peningkatan gizi yang dicanangkan pemerintah terutama yang berasal dari protein hewani sampai saat ini masih belum terpenuhi. Kebutuhan daging kita masih banyak dipenuhi dari impor. Kelinci yang punya keunggulan dlm cepatnya berkembang, mutu daging yang tinggi, pemeliharaan mudah & rendahnya biaya produksi menjadikan ternak ini sangat potensial utk dikembangkan. Apalagi didukung dgn permintaan pasar & harga daging maupun bulu yang cukup tinggi.

Demikian artikel tentang  Teknik Cara Budidaya Kelinci , semoga bermanfaat.
http://budidaya-petani.blogspot.com/2013/02/budidaya-kelinci-lengkap.html

Selasa, 05 November 2013

PEMUPUKAN TANAMAN ANGGREK

Pemupukan merupakan kegiatan memberikan nutrisi atau unsur hara yang diberikan kepada tanaman. Pemupukan bisa dilakukan melalui akar maupun daun. Pemupukan melalui akan dilakukan dengan cara memberikan pupuk pada media tanaman. Sedangakan pemupukan melalui daun dilakukan dengan cara memberikan pupuk melalui mulut daun. Pemberian pupuk melalui daun biasanya dilakukan dengan penyemprotan pupuk pada permukaan daun, terutama permukaan daun bagian bawah, karena mulut daun banyak terdapat di permukaan daun bagian bawah. Pemupukan lewat daun ini lebih afektif, karena mulut daun ini mampu menyerap pupuk yang diberikan sebanyak 90%.

Kebutuhan unsur hara pada setiap fese pertumbuhan tanaman anggrek berbeda-beda. Untuk Tanaman anggrek yang masih pada fase pembibitan membutuhkan unsur hara nitrogen lebih tinggi, yaitu 60% N, 30% P, dan 10% K. Pupuk diberikan cukup sekali melalui daun selama fase pembibitan. Pada fase tanaman muda, kebutuhan nutrisi atau unsur hara pada tanaman anggrek adalah 30% N, 30% P, dan 30% K. Pemberian pupuk melalui daun cukup diberikan seminggu sekali, sedangkan pemupukan melalui akar dapat diberikan tiga minggu sekali. Kebutuhan pupuk untuk tanaman anggrek dewasa yang sudah memasuki fase generatif atau pembungaan adalah 10% N, 60% P, dan 30% K. Pemupukan lewat daun diberikan seminggu sekali, sedangkan pemupukan lewat akar bisa diberikan tiga minggu sekali pada media tanam.
http://www.tanijogonegoro.com/2013/06/tanaman-anggrek.html

PEMILIHAN MEDIA TANAMAN ANGGREK

Media tanaman memiliki fungsi utama sebagai tempat tumbuh tanaman anggrek. Selain itu, media tanam juga berfungsi untuk menyimpan air dan unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan tanaman. Untuk mendukung fungsi-fungsi tersebut, maka media tanaman harus memenuhi standar pertumbuhan tanaman anggrek. Beberapa kondisi media tanam yang memenuhi standar tersebut antara lain, media harus poros, mudah menyimpan air, tidak mudah diinangi penyakit, memiliki daya aerasi yang cukup baik, mampu memberikan tambahan nutrisi pada tanaman, serta murah dan mudah didapat.

Tanaman anggrek akan memiliki pertumbuhan yang optimal jika media tanaman tersebut memiliki derajat keasaman (pH) antara 6-6,8. Oleh karena itu, pengecekan pH media harus dilakukan karena media tanam ini sangat mempengaruhi laju pertumbuhan tanaman anggrek dan produksi bunga anggrek yang dibudidayakan. Untuk mengetahui pH media bisa dilakukan dengan menggunakan pH tester.

Informasi lebih lengkap tentang pH tanah bisa dilihat pada artikel pH Tanah

Penggantian media tanam baru juga harus dilakukan jika pertumbuhan tanaman anggrek sudah terlalu padat atau jumlah tunas dan batang sudah terlalu padat dalam satu pot; kondisi media tanam sudah hancur, yang bisa menyebabkan media menjadi asam; dan setelah selesai berbunga, agar dapat merangsang tunas anakan baru. Media tanaman yang biasa digunakan oleh pembudidaya atau penggemar tanaman anggrek di Indonesia adalah pecahan batu bata atau genteng, serutan atau potongan kayu, sabut kelapa, arang kayu, serta moss kadaka.

http://www.tanijogonegoro.com/2013/06/tanaman-anggrek.html

PEMELIHARAAN JAMUR TIRAM

Seperti halnya dalam budidaya lain, pemeriharaan merupakan faktor penting dalam proses budidaya. Dalam hal ini, pemeliharaan selama budidaya jamur tiram adalah mengenai pengendalian hama penyakit jamur. Pengendalian hama penyakit jamur penting sekali mengingat hama penyakit pasti selalu menyerang pada setiap budidaya apa jasa terutama di bidang pertanian. Meskipun saat pembuatan baglog sampai penanaman semua media maupun tempat sudah disterilisisai, namun hama penyakit pasti selalu datang di setiap fase. Untuk mengoptimalkan hasil produksi, meminimalisir resiko serta mengendalikan hama penyakit adalah langkah-langkah paling tepat.

http://www.tanijogonegoro.com/2012/10/budidaya-jamur.html

PENANAMAN JAMUR TIRAM

Penanaman jamur tiram dilakukan setelah semuanya dipastikan steril. Selama proses ini perlu diperhatikan suhu dan kelembaban udaranya. Suhu udara kondusif sangat diperlukan untuk menunjang pertumbuhan miselium jamur, suhu yang dibutuhkan berkisar antara 23-28°C, dengan suhu udara optimun pada 25°C. Siram lantai menggunakan air atau semprot lokasi menggunakan tangki sprayer jika cuaca terlalu terik dan berangin. Hal ini dilakukan untuk menurunkan suhu udara pada kisaran suhu ideal. Atur juga sirkulasi udara pada tempat budidaya jamur tiram agar jamur tetap mendapatkan udara segar. Tutup sebagian lubang sirkulasi udara jika angin sedang bertiup kencang. Pastikan kondisi lingkungan tetap kondusif untuk menopang pertumbuhan jamur.


http://www.tanijogonegoro.com/2012/10/budidaya-jamur.html

PERSIAPAN PENANAMAN JAMUR TIRAM

Steril merupakan kunci utama keberhasilan budidaya, untuk itu kebersihan harus tetap terus dijaga dan ditingkatkan. Persiapan sebelum melakukan penanaman jamur tiram terutama sekali adalah dalam hal kebersihan ini, baik kebersihan alat, tempat, maupun tenaga kerja. Tempat penanaman jamur tiram harus disterilisasi terlebih dahulu menggunakan disinfektan untuk mengurangi terjadinya kontaminasi yang tidak diinginkan sehingga budidaya jamur tiram semakin optimal. Alat yang akan digunakan untuk menanam juga harus disterilisasi menggunakan alkohol serta dipanaskan terlebih dahulu. Selain itu, tanaga kerja juga dianjurkan untuk memakai masker penutup terutama penutup hidung dan mulut sehingga kemungkinan terkontaminasi oleh bakteri (mikroorganisme pengganggu) melalui mulut dan hidung tenaga kerja dapat diminimalisir.

http://www.tanijogonegoro.com/2012/10/budidaya-jamur.html

PROSES PENDINGINANSETELAH MELAKUKAN STRELISASI

Setelah melakukan proses sterilisasi, baik sterilisasi bahan maupun sterilisasi baglog, langkah selanjutnya adalah proses pendinginan. Pada poses ini, baglog yang sudah disterilisasi tadi, yaitu selama 15 menit untuk sterilisasi menggunakan autoclave atau pemanas/steamer dan 8 jam untuk sterilisasi menggunakan drum, baglog harus didinginkan sebelum dilakukan penanaman. Pastikan baglog sudah menjadi dingin terlebih dahulu sebelum melakukan penanaman, baru setelah benar-benar dingin kemudian dilakukan penanaman bibit jamur.

http://www.tanijogonegoro.com/2012/10/budidaya-jamur.html

Sterilisasi Baglog Dengan Autoclave atau Pemanas/Steamer

Sterilisasi baglog menggunakan autoclave atau pemanas/steamer membutuhkan waktu relatif sebentar, cukup dengan 15 menit saja. Pemanasan dengan cara ini dilakukan pada suhu 121°C. Caranya pun cukup mudah, baglog yang sudah siap dan sudah disteril bahan terlebih dahulu tentunya tinggal dimasukkan saja ke dalam autoclave. Keuntungan sterilisasi baglog dengan cara ini adalah dapat menghemat waktu, namun membutuhkan biaya tinggi untuk investasi alat. Meskipun demikian untuk budidaya jangka panjang dan berskinambungan justru akan lebih menguntungkan.

http://www.tanijogonegoro.com/2012/10/budidaya-jamur.html

STERILISASI BAHAN DAN BAGLOG PADA BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Proses sterilisasi media tanam penting dilakukan mengingat budidaya jamur tiram disamping membutuhkan lingkungan budidaya yang harus bersih juga media tanam yang benar-benar steril agar hasil panen dapat mencapai optimal serta proses budidaya jamur tiram menghasilkan keuntungan tinggi. Proses sterilisasi media tanam ini meliputi sterilisasi bahan dan sterilisasi baglog. Sterilisasi bahan dilakukan menggunakan oven dengan suhu 100°C. Sterilisasi ini berlangsung selama 6-8 jam untuk diperoleh hasil lebih baik, dengan melakukan pemanasan diharapkan mikroorganisme pengganggu dapat ditekan, selain itu juga bertujuan untuk mengurangi kadar air. Bahan-bahan yang disterilisai berupa serbuk gergaji kayu dan dedak atau bekatul. Sebelum dimasukkan ke dalam oven, serbuk gergaji kayu dan dedak ini di campur menjadi satu terlebih dahulu kemudian ditambahkan air bersih sekitar 50-60%, campur bahan hingga benar-benar rata serta kalis agar mudah dikepal. Penambahan air ini berfungsi membantu proses penyerapan nutrisi oleh miselium. Kemudian bahan-bahan yang sudah disterilisasi tadi dimasukkan ke dalam plastik sambil ditekan-tekan sedikit demi sedikit, perlu diperhatikan bahwa bahan-bahan yang dimasukkan harus sepadat mungkin untuk mengoptimalkan hasil. Semakin padat bahan dalam kantong plastik maka semakin banyak jamur yang akan dihasilkan, untuk itu pastikan bahwa pemasukan bahan-bahan harus benar-benar padat. Tambahkan cincin paralon atau potongan bambu pada bagian atas kantong plastik terlebih dahulu sebelum akhirnya ditutup dengan sumbat kapas dan diikat dengan karet tahan panas. Cara pemasangan cincin paralon atau potongan bambu pada budidaya jamur ini yaitu dengan memasang paralon atau potongan bambu pada bagian atas plastik, lalu masukkan seluruh bagian ujung plastik ke dalam lubang peralon atau potongan bambu, tarik kuat-kuat kemudian lipatlah ujung plastik yang telah masuk ke dalam lubang paralon atau potongan bambu ini ke arah sisi luar. Setelah itu baru ikatlah plastik dengan kuat. Sebagai gambaran, hasil akhir dari proses cara pemasangan paralon atau potongan bambu ini adalah bagian ujung baglog terdapat lubang peralon atau potongan bambu sebagai tempat munculnya jamur tiram. 

Setelah dilakukan sterilisasi bahan, proses sterilisasi media tanam selanjutnya adalah sterilisasi baglog. Sterilisasi baglog pada budidaya jamur tiram ini dapat dilakukan dengan dua metode yaitu sterilisasi baglog menggunakan autoclave atau pemanas/Steamer dan sterilisasi menggunakan drum minyak. Cara sterilisasi dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing, masing-masing metode memiliki kelebihan dan kelemahan sendiri-sendiri. Pada prinsipnya kedua cara ini dapat menciptakan lingkungan kondusif untuk pertumbuhan jamur.

http://www.tanijogonegoro.com/2012/10/budidaya-jamur.html

NUTRISI DAN MEDIA TANAM JAMUR TIRAM

Nutrisi sangat dibutuhkan oleh setiap makhluk hidup untuk melangsungkan setiap proses kehidupannya, tak terkecuali jamur tiram. Pada budidaya ini, jamur tiram memperoleh nutrisi dari serbuk gergaji, dimana serbuk gergaji ini berfungsi sebagai media tempat tumbuh. Bahan serbuk gergaji yang baik dapat diperoleh dari bahan kayu keras karena serbuk gergaji kayu jenis tersebut sangat berpotensi dalam meningkatkan hasil panen. Dalam kayu keras mengandung selulose dalam jumlah banyak dimana solusose ini sangat dibutuhkan oleh jamur. Beberapa jenis kayu keras yang bisa dimanfaatkan sebagai media tanam antara lain dari kayu sengon, kayu kampung, atau kayu mahoni. Serbuk gergaji sebagai media tumbuh dapat diperoleh dari tempat penggergajian kayu. Sebelum digunakan sebagai media, perlu dilakukan pengomposan terlebih dahulu pada serbuk gergaji agar dapat terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga tersedia serta mudah dicerna oleh jamur. Proses pengomposan serbuk gergaji kayu ini dapat dilakukan dengan cara menutup serbuk gergaji kayu menggunakan plastik atau terpal selama kurang lebih 1 sampai 2 hari. Jika terjadi kenaikan suhu sekitar 50°C berarti pengomposan telah berlangsung dengan baik.

Media tanam pada budidaya jamur tiram sebenarnya tidak hanya berasal dari serbuk gergaji kayu saja, melainkan ada berbagai alternatif bahan yang bisa digunakan sebagai pengganti serbuk kayu, antara lainnya dapat berasal dari berbagai macam ampas, seperti misalnya ampas kopi, ampas kertas, ampas tebu, atau ampas teh. Meskipun demikian, media yang baik untuk budidaya jamur tiram adalah serbuk gergaji kayu.

Selain serbuk gergaji kayu, media tempat tumbuh juga terdiri dari bekatul (dedak) halus, tepung jagung, kompos, kapur dan air. Media berupa dedak/bekatul dan tepung jagung berfungsi sebagai substrat dan penghasil kalori untuk pertumbuhan jamur. Pastikan bekatul atau dedak dan tepung jagung masih baru agar media dalam keadaan steril. Penggunaan bahan media yang sudah lama dikhawatirkan pada bahan tersebut sudah terjadi fermentasi yang dapat berakibat pada tumbuhnya jenis jamur lain yang tidak dikehendaki (terkontaminasi). Substrat dedak/bekatul atau tepung jagung sebenarnya berfungsi sama sehingga jika bahan yang dibutuhkan sulit diperoleh dapat dipilih salah satunya saja. Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan dedak maupun tepung jagung memberikan kualitas hasil jamur yang sama karena kandungan nutrisi kedua bahan tersebut hampir sama. Akan tetapi penggunaan dedak dirasa lebih efisien. Penggunaan dedak (bekatul) dapat menekan biaya produksi, selain harganya lebih murah juga mudah didapat karena selama ini dedak masih banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kapur (CaCo3) yang ditambahkan pada media selain berfungsi untuk mengatur keasaman media tanam juga berfungsi sebagai sumber mineral. Keasaman yang sebabkan oleh miselium jamur ini dapat dinetralisir oleh kalsium dalam kapur, sehingga pemberian kapur pada media tanam sangat diperlukan untuk mengoptimalkan hasil panen. Adapun komposisi media semai budidaya jamur tiram terdiri dari serbuk gergaji 100 kg; tepung jagung 10 kg; dedak halus atau bekatul 10 kg; kompos 0,5 kg; kapur (CaCo3) 0,5 kg; serta air 50-60%. Media tanam kemudian diletakkan dalam kantong plastik bening tanah panas (PE 0,002) berukuran 20 cm x 30 cm .


http://www.tanijogonegoro.com/2012/10/budidaya-jamur.html